All About NEWBORN

Setelah pulang dari rumah sakit, saatnya kita mulai adaptasi dengan semua yang baru. Sebenernya aku siap karena udah banyak baca maupun nonton video tentang pengalaman dan tantangan yang mayoritas mama baru hadapi di bulan-bulan pertama kehidupan si bayik. Dan ini beberapa hal dasar yang perlu mama baru tahu tentang newborn:

1. Jam Makan Newborn

Pasti kalau ada yang jengukin, pertanyaan yang sering ditanyain atau dinyatain adalah “selamat begadang ya(?)!”. Hayooo, iya apa iyaaa?

Jujur awalnya aku nggak paham begadang karena newborn itu gimana. Ya siapa juga yang tau kalau belum pernah ada bayi ya, kan? Tapi dari pengalaman orang-orang sih biasanya bayi itu akan gampang rewel di malam hari. Bukannya tidur tapi malah nangis minta digendong. Makanya banyak orang tua baru begadang buat nenangin si bayi. Atau kadang waktu digendong udah tidur, eh begitu ditaruh di kasur langsung bangun nangis. Akhirnya semalaman mangku/gendong si bayi deh. Inilah yang namanya begadang, buibu pakbapak.

Tapi Alhamdulillahnya, si Han2 nggak pernah ngajakin begadang kayak gitu. Han2 pernah agak susah tidur waktu habis vaksin DPT pertama aja. Selebihnya selow. Nggak paham juga ya apa karena anaknya tipe yang selow atau karena aku yang hebat nih (lah muji diri). Enggak lah, Han2 nih yang hebat.

Oke, jadi perlu diketahui kalau bayi sejak lahir sampai besar pun akan makan dengan jadwal yang hampir sama, yaitu perlu makan tiap 2-4 jam. Bedanya kalau newborn banget mungkin akan lapar tiap 2-3 jam, secara lambungnya masih kecil jadi pengosongannya juga lebih cepet. Seiring bertambahnya usia bisa tiap 3-4 jam baru terasa lapar.

Jadi kalau bayi baru sampe rumah, selalu tawarkan minum tiap 2-3 jam sekali. Sekalian mengajarkan kalau dia perlu makan lewat mulut bukan lewat tali pusar lagi.

Nah, karena jadwal makan yang tiap 2-3 jam inilah yang membuat mama baru agak kewalahan di awal-awal masa setelah melahirkan. Secara masih capek habis melahirkan, ditambah perubahan hormon yang tiba-tiba, ditambah lagi harus bangun tiap 2-3 jam untuk menyusui sepanjang hari sepanjang malam. Aku bisa bilang begadangnya ya ini, nggak bisa tidur nyenyak sepanjang malam kayak sebelum melahirkan. Nggak apa, ini normal kok. Take it easy. Rutinitas baru memang butuh waktu untuk penyesuaian. Ikut tidur aja di siang hari, atau bahkan pagi hari waktu si bayi tidur. Ini akan berat di minggu-minggu pertama. Tapi minggu-minggu selanjutnya akan lebih terbiasa. Semua akan berlalu.

Tapi nggak bisa tidur full 7-9 jam perhari ini nggak cuma waktu si bayi newborn aja ya. Selama masih ASI, bahkan sampai anak batita atau setelah sapih pun bisa tetep kebangun tengah malam. Tapi seiring anak bertambah usia, akan berkurang sih frekuensi bangun tengah malamnya. Jadi, nikmatin aja.

Terus kalau misal si bayi tidur dan udah waktunya minum ASI, apa perlu dibangunin? Ini juga jadi pertanyaan besar new mom ya. Dulu Han2 juga pernah waktu siang tidurnya lamaaa banget. 4 jam deh kayaknya. Karena masih awal bulan (usia <1 bulan), akhirnya aku coba untuk bangunin.

Karena pakai cara mengubah suasana kamar nggak berhasil, akhirnya aku coba usap-usap pipinya, usap-usap kakinya biar geli, coba sodorin PD, masih belum berhasil. Akhirnya minta bantuan Mama buat ikut gelitikin. Akhirnya setelah beberapa menit, Han2 berhasil bangun dan nen deh.

Kalau kata Prof. Dr. dr. Hardiono D Pusponegoro, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak, semisal waktu tidur malam si bayi nggak bangun buat nen, nggak perlu dibangunin selama BB (berat badan) bayi naik dengan baik. Jadi kalau aku kalau malam, biasanya emang kebangun kalau Han2 meringik minta nen. Nah semisal dia nggak minta, aku ya nggak bangun dong. Jadi ya intinya aku ikut tidur selama Han2 juga tidur malam. Ini berlaku untuk malam ya, soalnya Han2 emang beberapa waktu pernah tidur lebih lama. Tapi kalau siang, di awal-awal bulan kelahiran (2 bulan pertama) tetep aku bangunin. Selebihnya dia selalu minta nen sih.

Durasi nen apa juga mempengaruhi kecukupan ASI? Ya. Banyak yang bilang durasi menyusui yang ideal biasanya sekitar 20-30 menit. Tapi semua itu tergantung banyak hal ya. Misal, kederasan ASI, kekuatan bayi menghisap, dll. Kalau Han2 rata-rata 15 menit.

2. Puting Lecet

Masih berhubungan sama makan si bayi. Sebenernya puting lecet biasa terjadi di awal-awal masa menyusui (baik DBF–Direct Breast Feeding atau menyusui langsung, maupun yang pumping sekalipun). Dan Alhamdulillahnya aku jarang banget lecet, walau pernah ya. Rasanya emang nggak-menyenangkan-sama-sekali! Kuncinya ada di pelekatan dan oles.

Pelekatan, wah ini pe er banget buat mama-mama yang memilih untuk DBF. Ya nggak apa, namanya juga sama-sama belajar baik untuk mama maupun si bayi. Jadi kalau posisinya salah itu wajar. Tapi kalau salah ya harus dibenerin ya demi masa depan yang nyaman.

Kalau lihat dan baca teorinya gampang ya, tapi percayalah lebih baik tau dan paham dulu biar prakteknya lebih gampang. Aku nyomot gambarnya dari websitenya Mamypoko (aku nggak promosi ya).

Tahap pertama kalau mau nen itu dagu bayi harus nempel ke PD, dan aerola bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi. Jadi bukan putingnya aja yang masuk, tapi harus sama aerolanya ya. Waktu nen, mulut bagian bawah bayi harus dower ya alias keluar. Dan pastikan nggak ada suara berdecak, yang ada suara bayi menelan.

Aku sebulan pertama masih sering salah pelekatannya, tapi aku usahakan untuk lepas dulu baru diposisikan ulang sebisa mungkin posisi yang bener. Ribet sih ya emang, bayi udah nangis pengen cepet-cepet diem kita langsung sodorin PD (payudara). Eh begitu posisi pelekatan salah, harus segera dilepas biar nggak lecet. Udah lepas, eh bayi nangis lagi, marah, jadi nggak mau nyusu. Haduh, harus nenangin dulu biar mau nyusu.

Jadi buibu, biar nggak drama begitu, aku selalu cek jam. Semisal udah jadwalnya minum, aku tunggu dulu sampai tanda dia haus muncul. Tandanya bisa beda-beda, kadang meringik, masukin tangan ke mulut, pokoknya cek aja bayi kalian biasa tandanya yang mana. Karena sepengalamanku nggak semua tanda pasti muncul, cuma beberapa aja.

Kalau tanda awal udah muncul, harus segera direspon. Bisa diajak ngomong, “laper ya, Sayang?”, terus digendong, baru DBF. Semisal pelekatan kurang tepat, cara melepasnya dengan masukkan jari telunjuk kita (pastikan sudah bersih dan kuku tidak panjang) ke sela-sela gusi depan di samping puting kita secara pelan sampai bayi membuka mulutnya sendiri dan melepas puting kita. Ulangi pelekatan. Insyaallah kalau pelekatan udah oke, kita nyaman, bayi juga belajar posisi yang benar.

Nah, kalau oles ASI biasanya sebelum dan sesudah menyusui kita pencet aerola kita untuk mengeluarkan cairan ASI sedikit, baru dioleskan ke puting kita secara merata. Kenapa pakai ASI, kok nggak pakai krim khusus aja? Kalau aku sih cari yang gratisan, secara ASI mengandung antibodi alami jadi bisa digunakan untuk mencegah maupun mengobati luka lecet. Tapi kalau mau pakai krim juga nggak masalah kok. Aku biasanya oles setelah menyusui, soalnya ingetnya ya waktu itu. Alhamdulillah jarang lecet. Selama menyusui di bulan-bulan pertama, bisa dihitung jari jumlah aku pernah lecetnya. Tapi sekali lecet, Subhanallah banget rasanya. Tapi ya itu, aku obatinnya juga pakai oles ASI aja. Alhamdulillah cepet sembuhnya.

Dan kalau nen, harus dikosongin 1 PD dulu baru pindah ke PD lainnya. Kenapa gitu? Biar bayi mendapat nutrisi hindmilk dan foremilk secara menyeluruh, biar produksi ASInya lebih banyak, dan menghindari mastitis. Apa itu? Bisa cari tau sendiri ya. Jadi cara menyusuinya, misal minum pertama PD kanan dan bayi kenyang tapi belum kosong, jadwal minum selanjutnya minum PD kanan lagi sampai kosong. Biasanya bayi akan melepas sendiri tapi masih nyariin PD. Baru pindah ke PD kiri. Setelah bayi kenyang, jadwal minum selanjutnya PD kiri lagi, gitu seterusnya.

Nah, kadang kita lupa ya terakhir minum PD kanan atau kiri. Kalau aku lihat new mom di luar negeri biasanya pake trik ikat rambut. Jadi kalau bayi minum, ikat rambut kita pakai di tangan sesuai sisi PD yang diminum. Tapi kalau trik ini harus rajin mindah sih. Jujur aku nggak bisa, jadi ya mengandalkan ingatan aja. Semisal lupa, biasanya aku suka pegang 2 PD-ku, mana yang lebih keras itu yang aku minumkan. Biasanya kalau PD lagi penuh dengan ASI, kalau dipegang rasanya kayak tegang gitu. Tapi kalau sudah kosong, PD akan lembut. Tapi kadang kalau 2-2nya sama-sama lembut, ya udah yang mana aja nggak masalah. Hehe. Soalnya trik ini bisa dilakukan (lagi-lagi) di bulan-bulan pertama. Kalau udah bulan banyak, biasanya PD akan nggak terlalu gampang beda kekerasannya alias sama-sama lembut walaupun udah diminum maupun belum. Karena kan semakin bayi besar, produksi ASI akan mulai menurun seidkiiiit demi sedikit. Jadi kalau bayi udah makin gede, apalagi udah MPASI, minum dari PD mana aja nggak akan bikin drama kayak awal-awal kok. Karena udah menyesuaikan sama kebutuhan bayi.

Makanya awal-awal Han2 lahir, aku nggak mau ambil pusing pake pompa, secara aku kan full time di rumah, jadi nggak perlu nyetok ASIP (ASI Perah). Pake pompanya cuma waktu PD penuh banget, tapi belum waktunya Han2 minum. Daripada nggak nyaman (karena PD penuh itu kadang bikin nggak nyaman) akhirnya aku pompa dikit biar lega. Hasil pompa itu yang aku simpan, dan akhirnya bisa kepake waktu awal-awal MPASI (buat campuran).

Selain itu kita juga harus rajin membersihkan daerah putting biar nggak tersumbat. Pijat laktasi juga perlu biar lancar, apalagi semisal udah mulai ada yang nyeri. Sering banget aku tuh menginjak Han2 usia 3 bulan keatas. Biasanya produksi ASI lagi banyak-banyaknya, dan bayi udah cukup minum ASI dari 1 PD. Jadinya waktu PD lainnya udah penuh, rasanya nggak enak. Apalagi kalau kelamaan penuh, bisa tau-tau nyeri aja. Nah, kadang waktu akhirnya udah kosong, mayoritas PD udah lembut, eh ada satu area yang masih keras. Itu tandanya ada saluran di dalam PD yang tersumbat dan membuat ASI nggak bisa keluar. Kalau kelamaan dibiarin, bisa bikin nyeri, dan parahnya bisa jadi mastitis. Nggak mau doong. Inilah pentingnya pijat laktasi, biar saluran-saluran ASI juga jadi lancar. Dulu pernah sampe nangis-nangis mijetnya saking nyerinya. Tapi harus ditahan, demi salurannya kebuka. Biasanya kalau udah kebuka ada kayak gumpalan kecil warna putih kayak serpihan batu gitu keluar dari salah satu saluran. Setelah itu ASI langsung mancuurrr, dan legaaaa banget rasanya. Juga pernah mijetin sambil nahan nyeri tapi nggak keluar-keluar sumbatannya sampai seminggu lebih nahan nyerinya. Dan akhirnya teteap nggak ketemu dan nyerinya berkurang dengan sendirinya. Tapi nggak nyaman lhoo sepanjang hari. Udah kayak rasanya mau menyerah aja gitu, tapi nggak tau juga nyerah sama apa. Ya dinikmatin aja. Yang penting nggak sampai radang. Kalau udah ada rasa nggak nyaman yang bikin demam, panas dingin, segera periksakan ya.

3. Pip & Pup

Nah ini juga biasanya jadi tanda tanya besar buat calon ibu baru. Seberapa sering sih bayi pip & pup?

Kalau baca-baca, akan ada yang bilang bayi yang cukup minum bisa 5-7 kali sehari ganti popok. Sebenernya kalau berapa kali ganti popoknya ya sesering mungkin ya. Secara kulit bayi kan sensitif, jadi nggak bisa lama-lama kena kotoran. Dan kalau pup-nya nyicil, bisa ganti lebih dari 7 kali sehari sih. Soalnya kadang waktu bayi kentut, tapi keluar pupnya dikit. Ya mau nggak mau ganti dong popoknya. Secara bayi kan pencernaannya belum sempurna dan cuma minum ASI, jadi pupnya pun masih cair. Jadi wajar juga kalau keluar dikit waktu kentut.

Dan kalau misalnya mau pakai pospak alias popok sekali pake, aku saranin pakai pospak yang ada indikator pip-nya. Soalnya kadang kita masih belum paham pospaknya udah penuh atau belum. Diraba nggak kerasa, mau ngintip juga repot. Beda kalau popok kain kan kerasa tuh lembab enggaknya. Biar nggak ketipu juga, dikira udah penuh, eh waktu dibuka masih kering.

Kalau pip, kita nggak akan tahu ya secara kan nggak ada suaranya. Makanya harus sering dicek dan ganti. Tapi kalau pup, biasanya ada suara kayak kentut tapi lebih berat. Apalagi ditambah ekspresi si kecil yang ‘nggak biasa’. Tapi jangan langsung buka dan dibersihkan, tunggu dulu sampai si bayi tuntas dulu baru dibersihkan.

Nah, cara bersihinnya juga nggak jauh beda sama cara kita bersihkan diri kita sendiri. Apalagi karena si Han2 cewe, jadi cara bersihkannya ya dari arah depan ke arah belakang. Aku bersihinnya pakai kapas bulat yang aku beber memanjang, celup di air hangat, usap deh dari depan ke belakang. Jangan pernah usap ke arah depan ya, karena bisa membuat bakteri dan kuman dari anus masuk ke saluran kemih bayi dan bisa menyebabkan penyakit ISK (Infeksi Saluran Kemih).

Sejak lahir, Han2 aku pakaikan pospak. Karena aku baru di dunia perpospakan dan aku juga nggak mau ribet, jadi aku pakai yang tipe perekat. Rata-rata pospak untuk newborn emang tipe perekat ya. Tapi ada juga yang tipe celana. Han2 aku kasih yang model celana waktu udah mulai bisa miring. Karena selain harganya lebih murah, juga lebih gampang sih makeinnya. Kan udah lebih berisi dan kuat gitu anaknya, nggak se’ringkih’ waktu baru lahir.

Kapan waktunya ganti ukuran pospak? Ya bisa dilihat aja kalau semisal ukurannya udah nggak pas, atau udah membekas waktu lepas pospaknya, atau waktu udah mulai gampang bocor, itu waktunya ganti ukuran.

Baiklah itu tadi pengalaman mengurus newborn. Kalau ada yang ingin ditanyakan atau share boleh tinggalin komen di bawah ya. Sampai jumpa di cerita-cerita lainnya. Semangat mengASIhi~

Leave a comment