Ini dia trimester akhir dari masa kehamilanku, trimester yang katanya sama beratnya seperti di awal trimester. Tapi percayalah, trimester ini lebih berat, soalnya berat badan juga nambah. Hehe.
Langsung aja, ini dia yang aku alami selama trimester akhir:
- Kaki bengkak
Selain bengkak di tangan, kadang waktu hamil bisa bikin kaki bengkak. Kakiku tetiba membengkak di akhir bulan ke 7. Untungnya nggak lama juga, sekitar 1-2 minggu aja. Bengkak di kaki disebabkan pembuluh darah yang tertekan di bagian rahim menyebabkan peredaran darah ke kaki nggak lancar. Biasanya kalau duduk lama nih baru muncul. Jadi kalau duduk lama, kakinya aku angkat sejajar sama pantat. Tapi jangan ditekuk ya. Kalau nggak, berbaring di tempat tidur, terus angkat kakinya ke tembok selama 10 menit. Dan kalau tidur malam, kaki diganjal pake bantal biar lebih tinggi dari badan. Selama nggak ada keluhan lainnya, insyaallah bengkak di kaki cuma karena efek hormon aja. Tapi kalau ada keluhan lain, cepat periksakan ke dokter kandungan kalian ya, takutnya indikasi medis lain yang lebih serius.
- Tidur miring
Sebenernya aku udah tidur miring sejak usia 5 bulan kehamilan. Apalagi kalau di trimester akhir yang mana si janin udah tambah berat, kerasa banget menekan kalau tidur telentang. Yup, tidur telentang bisa membuat berat janin menekan organ tubuh kita. Katanya juga membahayakan si janin sendiri kalau sampai pembuluh darah yang sampai ketekan, jadi bikin asupan darah ke janin sendiri terhambat. Bukannya capek ya tidur miring terus? Nggak juga. Soalnya aku udah paham alasan kenapa harus tidur miring, jadi lebih enjoy aja setiap tidur. Oh iya, jangan lupa ganjel kaki dengan guling ya biar makin nyaman. Aslinya aku tergoda buat beli bantal hamil, tapi setelah aku pikir kayaknya nggak bakal lama kepake dan menuh-menuhin kasur, jadinya ya pakai guling atau bantal aja.
- Badan semakin berat (Harus ektra hati-hati)
Semakin memasuki trimester akhir, semakin berat juga badan kita, semakin banyak hal ‘sepele’ yang akan sulit kita lakukan. Seperti misalnya bangun dari posisi tidur ke posisi duduk, bangun dari posisi duduk ke berdiri, apalagi dari jongkok ke berdiri, melewati jalan menurun, naik tangga, pakai kaos kaki/sepatu, dan lain-lain. Jadi saranku adalah, PELAN-PELAN aja. Semampunya. Kalau dari tidur, miring dulu bangunnya, terus duduk. Kalau dari duduk, ya ke pinggir kursi dulu, tumpukan tangan, baru berdiri. Pokoknya sebisa mungkin pegangan dan pelan-pelan aja.
- Semakin ngos-ngosan
Melanjutkan dari poin diatas, ngos-ngosan juga bisa jadi hasil kita berupaya buat bergerak. Tapi secara medis ngos-ngosan di sini juga karena ruang di perut kita semakin sempit karena janin yang semakin besar sehingga membuat paru-paru kita semakin terdesak, jadinya membuat ruang udara paru-paru semakin sedikit. Alhasil bikin kita cepet ngos-ngosan. Bahkan saat kita ngomong aja juga bisa bikin ngos-ngosan. Kalau udah gitu, upaya yang harus kita lakukan adalah tenang, hentikan kegiatan kita, dan ambil nafas dulu, baru lanjut lagi. Dan aku menyadari kalau rajin olahraga bikin ngos-ngosan ku nggak terlalu mengganggu.
- Saat ukuran si dd gede
Sejak trimester kedua aku udah rutin minum susu hamil. Tapi ternyata dokter kandunganku menyarankan untuk berhenti minum susu hamil dan makanan yang mengandung gula karena ukuran si dd ada diatas ukuran normal. Sebenernya nggak gede banget yang gimana, tapi ada diatas batas normal. Dokterku mewanti-wanti untuk jaga makan aja sih biar si dd nggak semakin gede. Soalnya kalau si dd gede, nanti waktu melahirkan juga kasian di akunya. Jadinya sejak akhir trimester kedua, aku udah mulai jaga makan. Soalnya emang ya kalau lagi hamil rasanya pengen ngeemiiiillll terus. Sebisa mungkin aku ganti cemilan tepung-gula dengan buah atau snack minim gula, kayak yogurt plain (ya walau aku agak kurang suka tapi kandungannya bagus buat bumil), oatmeal, edamame, jus buah tanpa gula, dll. Walau kadang masih ada cheat-day makan es krim atau yang manis-manis sekali seminggu sedikit aja buat obat rindu.
Selain jaga makan, aku juga disarankan dokter kandunganku untuk lebih giat olahraga. Sebenernya dokterku menyarankan untuk renang, tapi dasarnya aku yang agak males ya pergi ke kolam renang umum, apalagi berbayar. Kan lumayan tuh seminggu sekali bayar 30 ribu, sebulan udah 120 ribu. Jadi aku lebih milih olahraga yang gratis, yaitu jalan kaki pagi. Selain dapat manfaat bakar kalori, bisa menghirup udara segar di pagi hari, juga sekalian belanja soalnya mampir ke pasar, hehe. Kalau nggak jalan kaki pagi, ya ganti sama olahraga lainnya.
- Waktu kontrol makin intens
Akhirnya di trimester ini aku bisa ketemu dd lebih sering. Di trimester ini aku ngerasain waktu kontrol yang berbeda. Kalau selama trimester pertama dan kedua selalu kontrol 1 bulan sekali (yang mana bikin nggak sabar nungguin waktu kontrol, secara bisa ‘ketemu’ si dd lewat layar USG sekali sebulan doang), di trimester ini bisa ketemu tiap 2 minggu di bulan ke 8, dan tiap minggu di bulan ke 9. Yaa walaupun sering ketemu juga jadi lebih banyak biaya kontrol yang keluar, tapi nggak apa lah namanya juga kehamilan pertama.
- Mulai survey tempat lahiran
Sebenernya aku survey RS udah dari awal hamil waktu milih dokter. Kalau aku baca tips milih RS ya dari tempat dokter yang kita pilih berpraktik. Tapi sempet juga ada yang share mungkin juga bisa lahiran di RS yang dokter tersebut nggak praktik di situ dan minta dokternya untuk bantuin kita lahiran. Tapi nggak bisa pake BPJS, harus yang biaya sendiri dan itu lebih mahal. Kalau mau lahiran pakai BPJS ya harus yang dokternya praktik di RS itu.
- Keputihan
Selama kehamilanku, aku nggak pernah mengalami yang namanya keputihan (which is it’s good). Soalnya kalau aku baca di bidankita, keputihan selama kehamilan memang masih normal selama tidak menimbulkan ketidaknyamanan maupun berwarna. Tapi di trimester ini aku mulai mengalami keputihan yang syukurnya masih keputihan normal. Bahkan sempet saking banjirnya, suka parno ini keputihan atau air kencing, atau malah air ketuban. Makanya buat jaga-jaga aku sedia kertas lakmus buat ngecek kalau yang keluar bukan air ketuban. Jadinya setiap ada yang keluar, lari ke kamar mandi, ngecek pake kertas lakmus. Kertas lakmus ini kertas yang bisa ngecek kadar basa-asam suatu cairan. Kalau asam, berarti cairan keputihan. Kalau basa, berarti air ketuban.
- Sering bangun tengah malam
Mungkin ada sebagian bumil yang punya keluhan insomnia. Alhamdulillah selama kehamilanku enggak pernah insomnia alias nggak bisa tidir. Mungkin pernah tapi cuma beberapa kali aja. Tapi selebihnya selalu tidur nyenyak. Tapi waktu trimester tiga ini, aku jadi hampir tiap hari bangun di tengah malam (bisa 2 kali bangun) untuk buang air kecil. Padahal sebelum tidur pun udah buang air lho. Tapi ini juga hal yang lumrah terjadi. Hukumnya sama kayak ngos-ngosan diatas, si janin udah makin gede dan menekan organ tubuh kita, salah satunya juga ya kantung kemih. Selama sehari aku bisa berkali-kali ke kamar mandi, apalagi minumnya buanyak ya. Tapi nggak papa, demi kebaikan bersama.
Selain kebangun gara-gara kebelet, beberapa kali aku juga pernah kebangun gara-gara punggung yang tiba-tiba terasa pegal luar biasa. Secara tidur di satu posisi ya, dan waktu harus balik badan buat ganti posisi pun harus kebangun dulu. Beda kalau lagi nggak hamil, ganti posisi dalam tidur biasanya nggak nyadar.
- Beli pakaian dalam hamil & menyusui
Sejak awal trimester ini, aku udah pakai celana dalam khusus hamil. Sebenernya nggak harus, tapi cukup menambah kenyamanan aja sih. Soalnya celana dalam yang biasa aku pakai udah nggak muat. Aku pakai yang model menyilang di bagian depan untuk space perut yang membesar.
Selain itu juga aku udah beli bra menyusui dan aku pakai di trimester ini. Selain karena bra yang biasa aku pakai udah mulai nggak muat, aku juga ingin membiasakan pakai bra menyusui dulu. Kenapa? Karena bra menyusui modelnya ada macem-macem. Ada yang bukaan atas, bukaan tengah/samping, ada juga yang model dipelorotin. Dan karena ini adalah pengalaman pertamaku, aku nggak ada gambaran lebih nyaman yang mana. Makanya aku mau coba dulu sejak hamil biar nyoba kira-kira lebih praktis yang model gimana. Dan karena sekarang aku nulis ini waktu udah melahirkan dan menyusui, aku bisa bilang kalau di rumah lebih praktis pakai yang model dipelorotin, kalau keluar baru yang model bukaan atas. Tapi standarnya sih kalian harus punya yang model bukaan atas aja sih. Semisal pengen nyoba yang model bukaan samping ya silahkan.
Untuk pemilihan ukuran bra menyusui, aku sarankan untuk beli 1 atau 2 ukuran diatas biasanya kita pakai. Soalnya selama hamil kan badan makin berisi tuh, jadi butuh ukuran yang kebih besar. Apalagi awal-awal menyusui pasti PD bakal bengkak-bengkaknya karena penuh ASI, belum lagi ‘drama’ mengasihi yang bisa menguras hati, tenaga, dan waktu. Seenggaknya kita harus sedia bra menyusui yang nyaman. Dan kita kalau berencana menyusui bisa sampai 2 tahun kan, jadi pasti kepake lama tuh bra menyusuinya. Belum lagi kita nggak tahu kapan badan kita bakal balik ke ukuran sebelum hamil. Jadi bra dengan ukuran yang nyaman sangat penting.
- Gerakan janin yang semakin aduhai
Aduhai di sini maksudnya jadi semakin terasa, baik terasa lebih kuat maupun lebih kelihatan. Kuat soalnya si dd udah mulai besar dan kesempitan nih jadi gerakannya udah mulai menyenggol organ dalam tubuh kita. Bisa terasa menyenggol tulang rusuk, bagian servik, tulang ekor, wah rasanya geli-geli gimana gitu. Tapi kalau gerakannya ke arah perut luar, lucunya bukan main ngeliat perut kita goyang-goyang. Malah heboh soalnya bisa minta suami buat ‘nonton’ dan ngajak ngobrol. Kadang bagian yang menonjol di perut kita bisa kita elus-elus dan main tebak-tebakan ini bagian apanya dd yaa. Seru deh pokoknya. Tapi kadang ada bumil yang lebih seru lagi soalnya si janin aktif banget sampe bisa bangunin bumil yang lagi tidur lho. Kalau aku nggak pernah ngalamin sih.
- Mulai terasa konpal (kontraksi palsu)
Waktu hamil trimester dua suka bertanya-tanya gimana ya rasanya kontraksi palsu. Dan begitu masuk trimester tiga, awalnya nggak ngeh kalau itu namanya kontraksi palsu sampai akhirnya dikasih tahu sama dokter kandunganku waktu kontrol. Waktu mau USG kerasa konpal dan dokterku bilang kalau aku lagi konpal. Rasanya tuh perut kayak kaku kenceng gitu. Dan kalau diliat di depan cermin, bentuk perut kita jadi lebih kencang, kadang ke satu arah gitu. Jadi bentuk perut kita kayak mletot atau miring. Ibaratnya kayak balon trus diremas di satu sisi, nah buletnya kan ke sisi lain, mirip deh kayak gitu. Biasanya konpal akan datang di waktu-waktu tertentu dan nggak teratur lama dan jaraknya. Kalau mau latihan menghitung, kalian bisa download aplikasi kontraksi. Biasanya kalau kalian punya aplikasi perkembangan janin, ada tuh. Langsung cari aja di appstore. Jadi setiap perut kenceng, pencet tombol start, tiap selesai pencet tombol stop. Nanti kita bisa liat tuh pattern konpal masih nggak beraturan. Kalau kontraksi beneran waktu mau melahirkan, patternnya bakal lebih dekat jarak tiap kontraksinya dan terasa lebih kuat. Setiap konpal datang, istirahat aja dengan segala kegiatan yang kita lakukan, duduk, santai aja.
Ini contoh konpal yang aku catat. Waktu kontraksi asli, aku udah nggak kepikiran mau nyatet lagi soalnya udah fokus sama nafas. Hehe.
- Packing perlengkapan ke RS
Hal yang paling penting waktu udah masuk trimester akhir adalah packing. Bisa disiapkan mulai kehamilan 35 minggu sih kalau aku karena rata-rata melahirkan umur matang di sekitaran 38 minggu. Jadi biar nanti kita fokus aja sama diri sendiri. Tas packing juga bisa langsung dimasukkan ke dalam mobil ya, biar nggak bingung kalau-kalau ada situasi urgent bisa langsung berangkat.
Hal-hal yang masih terus aku lakukan:
- Minum air putih minimal 2,5 liter
- Oles minyak zaitun di perut. Tapi kebetulan minyak zaitunku abis, jadi aku ganti sama minyak kelapa (VCO atau Virgin Coconut Oil)
- Jalan pagi / olahraga
- Membersihkan puting
- Melakukan hal-hal yang katanya bisa memperlancar persalinan
- Selalu sugesti positif sebelum tidur
- Selalu ajak ngobrol si dd
- Be happy nonton Running Man / drama korea
- Makan makanan bergizi dan ngemil buah
- Cari tahu tentang persalinan nyaman
- Cari perlengkapan bayi baru lahir
- Cari tahu tentang perawatan bayi baru lahir
esshintaku 